Minggu, 21 Januari 2018

HUT SMPku



Kesibukkan Dibalik Kemeriahan HUT SMP
            Menutup semester ganjil, SMPN 4 Nganjuk merayakan HUTnya yang ke-38 dengan persiapan dan pematangan  selama dua minggu menjelang libur panjang. Selepas ualangan akhir semester, seluruh siswa-siswi disibukkan dengan berbagai program perlombaan untuk memeriahkan HUT SMP dengan hal yang positif. Program yang harus dikerjakan antaranya :
Untuk kelas tujuh dan delapan mempersiapkan tim classmite, mading, gaun/baju karnival dari bahan bekas atau dari daur ulang sampah yang sudah tak terpakai serta bazar. Sedangkan kelas sembilan juga mempersiapkan tim classmite, mading, namun ditambah dengan musikalisasi puisi dan bazar. Jadwal perayaan HUT hampir satu minggu berturut-turut. Dua harai untuk  classmite, satu hari acara memperingati Maulid Nabi, hari berikutnya lomba musikalisasi puisi dan penataan stand bazar, dan hari terakhir merupakan puncak acara yaitu pameran mading, bazar, fashion show dan pengumuman lomba-lomba yang telah dilaksanakan.
            Pembuatan mading dan gaun/baju karnival yang memerlukan ketelitian, keuletan dan waktu yang cukup lama, sehingga banyak siswa-siswi yang lembur di sekolah karena demi berjalannya acara perayaan HUT SMP. Namun, pihak sekolah membatasi waktu lembur mereka di sekolah yang sampai pukul 16.00 WIB. Apabila ada yang melangar akan dikenakan sanksi. Tujuan batas waktu lembur, karena untuk menjaga kesehatan dan keselamatan mereka. Berbagai persiapaan dan tgas, masing-masing kelas membagi tim classmite, mading, dan bazar denan tugas yang berbeda-beda. Walaupun program yang membutuhkan kesibukkan dan kekompakkan, semua warga sekolahdengan senang hati dan semangat dalam pengerjaannya untuk memeriahkan HUT sekolah tercinta.
            Ketika puncak acara, berbagai pernak-pernik jajanan, ciri khas dan mading terpamapang di lingkugan SMPN 4 Nganjuk. Acara pun begitu meriah dan mengesankan. HUT yang ke-38 banyak yang mengatakan sangat berbeda dan mengagumkan.



Foto Kegiatan





Senin, 15 Januari 2018

Sejarah Desa Ngadipiro



SEJARAH DESA NGADIPIRO

Desa Ngadipiro adalah desa yang terletak di Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, yang bagian utara berbatasan dengan Desa Wilangan, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sudimoroharjo.
Jumlah penduduk Desa Ngadipiro sebanyak 21600 jiwa. Mayoritas mata pencaharian warga Desa Ngadipiro bekerja sebagai petani  karena dipengaruhi kondisi fisik alam yang hanya cocok ditanami padi dan palawija. Sebagian penuduknya bekerja sebagai guru, bidan, dan PNS.
Dinamakan Desa Ngadipiro, karena diambil dari kata Ngadi dengan arti mengabdi, sedangkan piro mempunyai arti Berapa. Sehingga dua  kata tersebut,    (Ngadi dan piro) dapat dirangkai menjadi sebuah kata "Ngadipiro" yang mempunyai makna "Berapa Orang Yang Masih Mengabdi?" Nama ini diambil dari peristiwa perang yang dulu pernah terjadi, maksud dari nama tersebut adalah masih ada berapakah bala tentara yang tersisa saat perang terjadi dan proses pembabatan desa, dalam ikut serta pengabdian di hutan belantara yang menjadi Desa Ngadipiro.
Sejarah Desa Ngadipiro berawal dari sebuah perang besar antara Kerajaan Mataram Islam dengan Belanda. Perang tersebut terjadi ketika pasukan bala tentara Kerajaan Mataram Islam melawan Belanda. Sebagian bala tentara Dari Kerajaan Mataram Isam bersembunyi bersama tiga orang panutan mereka, yang terkenal kesaktiannya. Tiga orang tersebut antaranya, dikenal dengan nama Begawan Sukmo Sejati atau Demang Semirang yang nama lainnya Gunung Sejati, Syeh Wali Gede, dan Raden Yusuf Sebrang atau Yusuf Sengkan.
Sebelum terbentuknya nama Desa Ngadipiro, dahulunya desa ini sudah terdapat sebuah Dukuh Tunglur, yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Desa Tunglur. Dahulunya di desa ini terkenal pasar tradisionalnya yaitu Pasar Tunglur. Pasar Tunglur telah berjaya dan ternama di masa itu walau kecil, tapi semua orang tahu hingga di berbagai daerah. Kejayaan Pasar Tunglur disebabkan bahan-bahan pokok tersedia dan alami dari hasil perkebunan petani di Pegunungan Wilis atau Gunung Wilis.
Ketiga orang sakti tersebut bersama bala tentaranya, akhirnya sampailah di hutan dekat dengan Desa Tunglur, dengan menempuh perjalanan berhari-hari bahkan berbulan-bulan dengan menelusuri hutan  yang lebat. Mereka berhenti dari perjalanannya dan berencana untuk membabat hutan tersebut untuk menghubugkan Desa Tunglur agar lebih luas.
Pembabatan hutan untuk dijadikan sebuah desa atau perkampugan tidak mudah, karena banyak rintangan yang harus mereka hadapi, misalnya gangguan binatang buas, dan makhluk gaib. Tetapi mereka berhasil menghadapinya berkat kesaktiannya dari cara bertapa brata maupun berpuasa. Perjuangan tak sia-sia, sebuah lahan baru dari hasil babatan mereka dapat terhubungkan dengan Desa Tunglur dan wilayah Tunglur menjadi bertambah. Namun ada beberapa bala tentaranya meninggal dunia tanpa sebab, oleh karena itu lahan tersebut di beri nama Ngadipiro, dan nama Desa Tunglur diganti menjadi Desa Ngadipiro, serta sistem pemerintahannya pun diganti.
Setiap tahun warga Desa Ngadipiro menyelenggarakan acara upacara nyadran atau bersih desa.  Upacara nyadran atau bersih desa merupakan suatu kegiatan rutin bersama yang dilakukan di tempat tertentu, misalnya pada petilasan, makam, maupun punden untuk mendoakan leluhur, dengan membersihkan tempat-tempat terebut dan puncak acaranya kenduri atau selametan. Kebiasaan atau tradisi warga setempat melaksanakan bersih desa dengan dua kali pelaksanaan yang dilakukan pada pagi hari mempertunjukan wayang kulit, teledek di punden. Lalu, pada malam hari ada acara pertunjukan Wayang Kulit di rumah kepala desa. Untuk menyelenggarakan acara tahunan tersebut, seluruh warga bergotong-royong untuk mempersiapkannya.
Sebelum berdirinya Desa Ngadipiro,  Masyarakat Desa Tunglur dahulunya menganut kepercayaan agama Hindu yang sangat kental. Setelah terbentuknya desa baru tersebut, lahirlah agama Islam yang disebarkan dua saudara kembar yang bernama Mbah Ali Idris dan Mbah Idris, serta Mbah Sutirah yang merupakan istri dari Mbah Idris. Kedua saudara kembar tersebut merupakan orang yang pertama kali telah menghafal Quran, sehingga mereka sedikit demi sedikit menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat sekitar. Penyebaran agama Islam didukung oleh ketiga tokoh sejarah pembabat Desa Ngadipiro.
Keunikan Desa Ngadipiro adalah setiap perkara yang terjadi di desa ini pasti cepat terselesaikan dan setiap kejahatan yang berbentuk apapun akan terungkap.
Mitos yang masih diyakini warga Desa Ngadipiro adalah kakek berjenggot yang sering muncul pada saat tertentu, misalnya pada bulan suro kakek tersebut diyakini perwujudan dari Begawan Sukmo Sejati. Diyakininya perwujudan dari Begawan Sukmo Sejati karena beliau menjaga wilayah Ngadipiro yang terletak di persawahan atau di punden Desa Ngadipiro dan punden tersebut sampai sekarang dijadikan tempat upacara nyadran. Mitos lainnya, apabila tidak melaksanakan kegiatan Nyadran maka Danyang  atau penjaga Desa Ngadipiro akan marah yang dapat menyebabkan kematian, kerusakan terhadap warga desa.

Bahasa Indonesia

Contoh Puisi
Seputih Mutiara
Embun pagi yang berseri
Menyambut hari-harimu
Setiap hari kau memberikan ilmu
Beribu-ribu ilmu kau berikan padaku
Guru
Itulah panggilanmu
Tanpa rasa lelah, kau ajari aku
Makna dari segala kehidupan
Kau bagaikan cahaya bagiku
Yang selalu terngiang di penatku
Yang menerangi jiwa dari gelap dunia
Matahari kan bersinar menerangi bumi
Begitu juga denganmu
Kau menerangi hati setiap insan
Engkau setetes embun yang menyejukkan hati
Budi hatimu yang luhur
Kan ku simpan dikeabadian ini
Oh guruku
Satu kata yang kau ucap adalah jalan masa depanku
Sepercik ilmu yang telah kutimba takkan pernah gugur
Walau kau telah dikeabadian
Jasamu seputih  mutiara di ujung samudra
Karya : Mohamad Rifqi Murtaqi
Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
 Sumardi mengatakan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipersingkat, dipadatkan bahasanya dan diberi irama sesuai bunyi yang padu dengan pemilihan kata kiasan yang bersifat imajinatif.

Struktur Fisik Puisi
Tipografi: Tipografi merupakan bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan, dan tidak memiliki pengaturan baris hingga pada baris puisi yang tidak selalu diawali huruf besar (kapital) dan diakhiri dengan tanda titik. 
Diksi: Diksi adalah pemilihat kata yang digunakan oleh sang penyair didalam puisinya. Karena puisi bersifat memiliki bahasa yang padat maka pemilihan kata yang sesuai dan mengandung makna harus dilakukan. Pemiilihan kata dilakukan dengan mempertimbangkan irama, nada, dan estetika (keindahan bahasa).
Imaji: Imaji atau yang lebih kerap disebut denganimajinasi merupakan unsur yang melibatkan penggunaan indra manusia, seperti imaji penglihatan, imaji suara dan lain sebagainya. Penggunaan imaji bertujuan agar pembaca maupun pendengar dapat berimajinasi atau membayangkan bahkan merasakan apa yang dirasakan oleh penyair.
Kata Konkret: kata konkret adalah kata yang memungkinkan terjadinya imaji, Kata konkret seperti permata senja dapat berati pantai atau tempat yang sesuai untuk melihat datangnya senja. Kata konkret bersifat imajinatif sehingga memunculkan imaji.
Gaya Bahasa: Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang bersifat seolah olah menghidupkan  dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif. Umumnya gaya bahasa yang digunakan pada puisi berbentuk majas seperti majas metafora, simile, anafora, paradoks dan lain sebagainya.
Irama/Rima: Irama atau rima adalah persamaan bunyi di awal, tengah maupun akhir puisi.

Struktur Batin Puisi
Tema: Tema merupakan unsur utama pada puisi karena tema berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan dari suatu puisi. Tanpa tema yang jelas tentunya akan menghasilkan puisi yang tidak jelas maknanya.
Nada: Nada berkaitan dengan sikap penyair terhadap pembacanya. Umumnya nada yang digunakan akan bervariasi seperti nada sombong, nada tinggi, nada rendah dan lain sebagainya.
Amanat: Amanat merupakan pesan yang terkandung didalam sebuah puisi. Amanat dapat ditemukan dengan memaknai puisi tersebut secara langsung.

Puisi Baru dan Puisi Lama

Puisi Baru
Puisi terbagi menjadi dua jenis, Pengertian Puisi Baru adalah jenis puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan yang memiliki bentuk lebih bebas dari puisi lama dalam segala hal seperti rima, baris, bait, diksi dan sebagainya.

Ciri-Ciri Puisi Baru


  1. Bersifat simetris atau memiliki bentuk rapih.
  2. Memiliki sajak yang teratur.
  3. Lebih menggunakan sajak syair, atau pola pantun.
  4. Umumnya berbentuk empat seuntai.
  5. Terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).
  6. Disetiap gatara terdiri dari 4 sampai 5 suku kata.

Puisi Lama
Pengertian puisi lama adalah jenis puisi yang masih terikat erat dengan kaidah dan aturan-aturan penulisan yang berlaku seperti:

  1. Jumlah kata yang terdapat pada satu baris.
  2. Jumlah baris kalimat yang terdapat dalam satu bait.
  3. Sajak atau rima.
  4. Banyaknya suku kata.
  5. Penggunaan irama.

Ciri-Ciri Puisi Lama
Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Tidak diketahui siapakah nama pengarang dari puisi tersebut.
  2. Merupakan sastra lisan karena disampaikan dan diajarkan dari mulut ke mulut.
  3. Sangat terikat dengan kaidah dan aturan-aturan yang masih berlaku seperti gaya bahasa, diksi, rima, intonasi dan sebagainya.

Jenis-Jenis Puisi Lama

  1. Mantra: adalah ucapan yang dianggap sakral dan memiliki kekuatan gaib, umumnya antra digunakan dalam upacara tertentu seperti mantra yang digunakan untuk menolak datangnya hujan dan sebaliknya.
  2. Pantun: adalah jenis puisi lama yang masih bertahan sampai sekarang ini. puisi ini memiliki sajak a-a-a-a atau a-b-a-b yang setiap baitnya terdiri dari empat atau delapan baris. Pantun dapat bedakan berdasarkan temanya yakni: pantun jenaka, Pantun anak, Pantun kehidupan dan sebagainya. 
  3. Talibun: adalah pantun yang memiliki jumlah baris yang selalu genap dalam setiap baitnya. biasanya terdiri dari enam, delapan, sepuluh baris maupun kelipatan dua lainnya.
  4. Syair: adalah puisi atau karya sastra dari arab yang memiliki sajak a-a-a-a. Biasanya syair menceritakan sebuah kisah dan didalamnya akan terkadung amanat.
  5. Karmina: adalah pantun yang sangat pendek atau biasa disebut dengan pantun kilat.
  6. Gurindam: adalah puisi yang hanya terdapat dua baris kalimat saja dalam setiap baitnya, memiliki sajak a-a-a-a dan memiliki nasehat atau amanat.